Tukang Cukur Dan Orang Percaya

Minggu, 31 Mei 2009
Cerita bermula di suatu tempat barbershop di Jakarta Selatan. Yang dimana tukang cukurnya tidak percaya dengan adanya Tuhan. Lalu datanglah seorang yang takut akan Tuhan yang ingin potong rambut ditempat tersebut. Entah kenapa orang tersebut tergerak untuk bertanya kepada tukang cukur tersebut satu pertanyaan yang agak pribadi yaitu :
Orang percaya : "Apakah bapak percaya Tuhan itu ada?"
Tukang Cukur : "TIDAK."
Orang Percaya : "Kenapa?"
Tukang cukur : "Kalau Tuhan itu ada, kenapa masih ada orang miskin? masih ada yang mati bunuh diri karena
stres? Masih ada yang putus cinta?"
Saat itu Orang percaya tersebut tidak berani menjawab balik pertanyaan tukang cukur tersebut karena pada saat menjawab tangan tukang cukur tersebut bergetar, jadi dia takut terjadi sesuatu pada rambutnya. Setelah itu dia keluar dari Barbershop tersebut.
Lalu tidak lama kemudian, Orang percaya tersebut bertemu dengan orang yang rambutnya guondrong.
Dengan bergegas orang percaya tersebut kembali ke barbershop tadi. Lalu dia bertanya kepada tukang cukur tersebut.
Orang Percaya : Pak, saya mau ngomong bahwa saya tidak percaya kepada tukang cukur.
Tukang cukur : (sambil kebingungasn) hah? kan saya tukang cukur Pak. Bapak kan tadi saya cukur.
Orang percaya : iya tapi saya tidak percaya ada tukang cukur.
Tukang cukur : Oke, Oke, tapi apa alasannya?
Orang percaya : Iya, kalo bener ada tukang cukur, kenapa masih ada orang yang rambutnya gondrong
berkeliaran dimana-mana, dijalan, di mall, dan dimanapun mereka ada. Maka dari itu saya
tidak percaya ada tukang cukur.
Tukang cukur : Lah kan saya ada disini, hanya saja mereka tidak datang ke tempat saya. mereka memang
tidak mau dicukur.
Orang Percaya : Nah itu dia pak jawaban dari pertanyaan bapak tadi (sambil meninggalkan barbershop
tersebut).
Tukang Cukur : (Menggaruk kepalanya karena bingung)

Mungkin cerita diatas agak sedikit ngeyel dan loecoe, tetapi ada pesan Allah didalamnya yaitu :
Hai Kalian penyebar Injil Kebenaran, janganlah kalian gentar akan dunia ini, janganlah gentar akan persoalan yang kalian hadapi ketika menyebarkan Kebenaran. Karena dari Dialah segala hikmat dan Kebenaran tersebut.
Remember, we are the Heaven's Ambassador. Jadi kita harus bersikap layaknya utusan Surga. Apalah gunanya garam jika tidak lagi asin, garam itu layaknya dibuang dan diinjak-injak.
Jika Kita mau menyebarkan Kebenaran secara benar, maka kita harus tahu dari mana Kebenaran itu berasal. Dengan demikian kesaksian yang kita berikan adalah benar adanya dan tidak menjadi saksi dusta.
Padi sudah menguning, tuaian banyak tapi penuai sedikit. Seberapa besar kerinduan kita untuk menuai, Tuhan sudah berfirman, "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku". Mari ambil sabit-mu kita tuai bersama-sama.
Dan yang terakhir, pergilah dengan damai sejahtera yang dari pada Allah. Tuhan menetapkan setiap langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya. Tuhan Yesus memberkati.